Pertunjukan kesenian menjadi tontonan langka saat ini, karena turunnya minat masyarakat terutama anak muda zaman sekarang. Padahal, kesenian merupakan ciri khas suatu wilayah atau daerah sehingga keberadaannya wajib untuk dilestarikan. Kesenian khas Bekasi yang saat ini nyaris punah adalah Seni Ujungan. Seni Ujungan merupakan jenis ketangkasan bela diri yang berpadu dengan tiga jenis seni seperti seni musik (Sampyong), seni tari silat (Uncul), dan seni bela diri tongkat (ujungan).

Seni ujungan adalah sebuah pertunjukan pertarungan dua jawara, dimana masing-masing jawara menggunakan tongkat sepanjang 30 cm. Lalu, pukulan tongkat diarahkan hanya dibagian kaki bawah lutut saja. Ujungan, biasa ditampilkan dalam rangka merayakan pesta panen. Karena itu, pertarungan dilakukan ditengah sawah yang sudah dipanen. Sementara, lokasi aksi permainan ini membutuhkan tempat berukuran 3 x 4 meter persegi.

Ujungan merupakan kesenian bela diri yang berkembang di Bekasi. Kata ujungan berasal dari Bahasa Sunda yaitu jung berarti dari lutut ke bawah. Lalu, berkembang menjadi ujung yang artinya kaki. Beberapa tokoh mengatakan bahwa ujungan berasal dari kata ujung (bongkot, bahasa dialek Bekasi), yaitu baik ujung rotan maupun ujung kaki.

Kesenian Ujungan sudah cukup lama berada di Bekasi, lahir pada masa kerajaan Pasundan yang masih berkuasa saat itu. Dahulu, kesenian ini menjadi ajang permainan para jawara yang tinggal di Bekasi. Permainan ini sangat digemari pada zamannya. Permainan ini juga diperagakan dengan kemahiran para jawara dalam silat dan juga ada satu orang yang bertugas memberi rasa humor kepada penontot saat jawara sedang beraksi.

Sumber gambar: www.tosupedia.com